upah aspal pengaspalan
Pengaspalan

Upah Buruh Pengaspalan Jalan – Berapa Nominalnya?

Upah Buruh Pengaspalan – Dalam industri konstruksi jalan, pekerjaan pengaspalan memegang peran krusial untuk menciptakan infrastruktur transportasi yang berkualitas. Salah satu elemen penting dalam proses pengaspalan adalah tenaga kerja, yaitu buruh pengaspalan. Mereka bekerja langsung di lapangan, menangani berbagai tugas berat dan teknis. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah: berapa upah buruh pengaspalan dan apa saja yang memengaruhinya? Jasa Pengaspalan akan membahas secara rinci tentang upah buruh pengaspalan, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta gambaran umum praktik yang berlaku di lapangan.

Apa Itu Buruh Pengaspalan?

Buruh pengaspalan adalah pekerja yang bertugas melakukan pekerjaan teknis di lapangan saat proses pelapisan aspal pada jalan. Tugas mereka meliputi:

  • Meratakan aspal
  • Menjalankan alat bantu (manual atau mesin)
  • Menyiram prime coat/tack coat
  • Mengatur elevasi dan ketebalan aspal
  • Membersihkan permukaan jalan sebelum pengaspalan
  • Menangani finishing atau pemadatan

Karena tugas mereka berada di luar ruangan dan menuntut fisik yang kuat, buruh pengaspalan umumnya digolongkan sebagai pekerja kasar dengan risiko tinggi.

Berapa Upah Buruh Pengaspalan?

Upah buruh pengaspalan sangat bervariasi tergantung beberapa faktor, seperti lokasi proyek, jenis pekerjaan, sistem kerja (harian atau borongan), serta perusahaan kontraktor yang mempekerjakan. Berikut adalah estimasi umum:

1. Sistem Harian Lepas

Salah satu sistem yang umum digunakan adalah sistem harian lepas, di mana buruh dibayar per hari kerja.

  • Upah harian buruh kasar: Rp100.000 – Rp150.000 per hari
  • Upah operator alat berat (roller, asphalt finisher): Rp200.000 – Rp300.000 per hari
  • Upah mandor/pengawas lapangan: Rp250.000 – Rp400.000 per hari

2. Sistem Borongan

Dalam proyek besar, buruh pengaspalan juga bisa dibayar berdasarkan sistem borongan per meter persegi, misalnya:

  • Borongan pengaspalan manual: Rp10.000 – Rp20.000/m²
  • Borongan dengan alat berat: Rp20.000 – Rp40.000/m² (tergantung jenis dan ketebalan lapisan)

Sistem borongan biasanya digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan target penyelesaian cepat dan efisien.

Faktor yang Mempengaruhi Besaran Upah Buruh Pengaspalan

Beberapa variabel yang mempengaruhi besaran upah buruh pengaspalan antara lain:

1. Lokasi Proyek

Upah di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung cenderung lebih tinggi dibandingkan di daerah rural karena biaya hidup yang juga lebih tinggi.

2. Durasi dan Kompleksitas Proyek

Semakin panjang durasi pekerjaan dan semakin rumit medan proyek, biasanya upah buruh akan lebih tinggi untuk mengimbangi beban kerja.

3. Risiko dan Keahlian

Buruh dengan keterampilan khusus, seperti operator alat berat, akan mendapatkan upah yang lebih tinggi dibandingkan pekerja umum. Demikian juga proyek dengan risiko keselamatan tinggi (misalnya pengaspalan malam hari atau di jalan tol aktif) biasanya memberi kompensasi tambahan.

4. Ketersediaan Tenaga Kerja

Di daerah yang kekurangan tenaga kerja terampil, upah bisa naik karena permintaan tinggi.

5. Kebijakan Pemerintah atau UMK

Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) juga menjadi dasar penentuan upah buruh, terutama pada sistem harian. Buruh tidak boleh digaji di bawah UMK yang berlaku.

Hak Buruh Pengaspalan

Meskipun kebanyakan buruh pengaspalan bekerja dengan sistem kontrak atau harian, mereka tetap memiliki hak-hak dasar yang perlu diperhatikan:

  • Upah layak sesuai UMK
  • Jam kerja yang wajar (maksimal 8 jam per hari)
  • Jaminan keselamatan kerja dan alat pelindung diri (APD)
  • Istirahat dan hari libur sesuai aturan
  • Jaminan sosial tenaga kerja (BPJS Ketenagakerjaan)

Kontraktor yang bertanggung jawab seharusnya menyediakan hak-hak ini untuk menjamin kesejahteraan para pekerjanya.

Tantangan yang Dihadapi Buruh Pengaspalan

1. Beban Kerja Berat dan Panas Ekstrem

Buruh pengaspalan sering bekerja di bawah sinar matahari terik atau bahkan malam hari demi mempercepat proyek. Suhu aspal sendiri bisa mencapai 140°C, sehingga pekerjaan ini sangat menguras tenaga.

2. Minimnya Jaminan Kesejahteraan

Sebagian besar buruh tidak memiliki kontrak kerja tetap atau jaminan sosial, yang membuat mereka rentan terhadap ketidakpastian penghasilan.

3. Risiko Kesehatan

Paparan asap aspal, debu, dan polusi jalan meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan iritasi kulit jika tidak dilengkapi APD.

Kesimpulan

Upah buruh pengaspalan sangat bergantung pada banyak faktor seperti lokasi, sistem kerja, jenis proyek, dan keahlian. Meskipun pekerjaan ini tergolong berat dan berisiko, penghargaan terhadap tenaga kerja ini masih sering kurang optimal. Oleh karena itu, penting bagi para kontraktor dan pihak terkait untuk memberikan upah yang layak dan perlindungan kerja yang memadai demi mendukung kelangsungan pembangunan infrastruktur jalan yang berkualitas.

FAQ Upah Buruh Pengaspalan

1. Apakah upah buruh pengaspalan sudah sesuai standar UMK?

Tidak selalu. Dalam praktiknya, beberapa proyek kecil masih memberi upah di bawah UMK. Namun secara aturan, semua pekerja wajib dibayar minimal sesuai UMK.

2. Apa perbedaan sistem upah harian dan borongan?

Upah harian dibayar berdasarkan jumlah hari kerja, sedangkan borongan dibayar berdasarkan hasil (misalnya per meter persegi).

3. Apakah buruh pengaspalan mendapatkan BPJS?

Buruh tetap atau borongan jangka panjang biasanya mendapatkan BPJS Ketenagakerjaan, tapi untuk harian lepas, sering kali tidak mendapatkannya kecuali inisiatif sendiri.

4. Berapa jam kerja buruh pengaspalan per hari?

Umumnya 8 jam kerja, namun bisa lebih tergantung proyek dan kondisi lapangan. Overtime biasanya dibayar terpisah.

5. Bagaimana cara menjadi buruh pengaspalan?

Biasanya melalui jaringan kontraktor lokal, atau mendaftar di proyek pembangunan jalan yang sedang berlangsung. Tidak selalu memerlukan pendidikan formal, tetapi keterampilan teknis dan fisik yang kuat sangat dibutuhkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *